Rabu, 03 Februari 2010

bab 1

BAB I
PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang
Pada usia produktif wanita setiap bulannya mendapat menstruasi secara teratur. Menstruasi adalah perdarahan secara periodik dan siklik dari uterus, disertai pelepasan endometrium (Hanifa Wiknjosastro, 1999).
Siklus menstruasi bervasiasi berkisar 18 – 42 hari, sering menstruasi datang disertai dengan rasa nyeri pada daerah perut atau pinggang yang sering disebut Dismenore. Frekuensi dismenore cukup tinggi hampir semua wanita mengalami rasa tidak enak diperut bawah sebelum dan selama haid dan seringkali disertai rasa mual muntah dan sakit kepala sehingga memaksa wanita untuk istirahat dan meninggalkan pekerjaan atau cara hidupnya sehari – hari.
Dismenoroe adalah nyeri selama menstruasi yang disebabkan oleh kejang otot uterus (Sylvia A price, 2005). Frekuensi dismenore cukup tinggihampir 90% wanita mengalami dismenore, 10 – 15% diantaranya mengalami dismenorea berat yang menyebabkan mereka tidak mampu melakukan kegiatan apapun dan ini menurunkan kualitas hidupnya. Dismenoroe mempunyai insiden tertinggi pada wanita yang mempunyai tingkat stress tinggi dibanding dengan wanita yang mempunyai tingkat stress rendah.
Berdasarkan survei studi pendahuluan yang peneliti lakukan terhadap 10 mahasiswi program studi ilmu keperawatan fakultas kesehatan Universitas Kadiri pada bulan November sebanyak 7 (70%) mengatakan mengalami dismenoroe menunjukan tingginya angka dismenoroe pada mahasiswi keperawatan fakultas ilmu kesehatan universitas kadiri. Hal ini menunjukkan bahwa 30% mahasiswa keperawatan tidak mengalami dismenoroe. Pada mahasiswa yang mengalami dismenoroe 4 orang (57%) dibiarkan, 2 orang (28%) minum obat analgesik dan 1 orang (14%) minum jamu. Dismnenoroe sangat mengganggu konsentrasi belajar mahasiswa di saat proses belajar mengajar dan mahasiswa tetap mengikuti perkuliahan karena faktor kehadiran berpengaruh untuk bisa mengikuti ujian.Faktor penyebab timbulnya nyeri pada saat menstruasi belum diketahui dengan pasti. Terdapat beberapa teori yang dikemukakan antara lain, faktor psikis, faktor endokrin karena prostagladin yang rendah didalam darah sehingga merangsang hiperaktivitas uterus, faktor kanalis servikalis yang menimbulkan nyeri. Derajat nyeri seseorang bervariasi dari nyeri yang dirasakan ringan sampai berat yang bisa mengganggu aktifitas sehari – hari.
Kenyataanya untuk penatalaksanaan dismenore dengan menggunakan terapi farmakologis dan non farmakologis. Penggunaan farmakologis seperti: golongan Analgesik Non-opioid anti inflamasi nonsteroid, analgesik opioid, antagonis agonis-antagonis opioid. Penggunaan obat farmakologis menimbulkan efek samping dan tidak ada tindakan mandiri dari perawat. Obat farmakologis bekerja menghambat sintesis prostaglandin dan bekerja pada reseptor saraf perifer untuk mengurangi transmisi dan resepsi stimulus nyeri (Potter, Perry, 2005). Reaksi obat-obat farmakologis sekitar 4 jam kemudian nyeri akan timbul lagi, sedangkan efek dari penggunaan obat-obat yang permanen menyebabkan toksisitas dan kerusakan hati (Eaton, Klassen, 1996). Pada wanita yang mengkonsumsi jamu hanya bisa menghilangkan nyeri sementara dan efeknya menyebabkan mual dan muntah sedangkan dismenore biasanya diikuti mual dan muntah dan bisa memperberat kondisi dismenoroe, jika konsumsi jamu dilakukan secara terus menerus akan menimbulkan efek yang sama dengan penggunaan obat-obat farmakologis yaitu toksisitas. Selain terapi farmakologis terapi non- farmakologis seperti : distraksi, placebo, stimulasi kulit. Stimulasi kulit dibedakan terapi kompres dingin dan terapi kompres hangat.
Penggunaan kompres hangat diharapkan dapat meningkatkan relaksasi otot-otot dan mengurangi nyeri akibat spasme atau kekakuan serta memberikan rasa hangat lokal (Potter, Perry, 2005). Kompres hangat tidak akan melukai kulit karena terapi kompres hangat tidak dapat masuk jauh ke dalam jaringan. Apabila kompres hangat digunakan selama 1 jam atau lebih bisa menyebabkan kemerahan dan rasa perih. Maka dari itu pemberian kompres hangat dilakukan secara periodik, dengan pemberian secara periodik dapat mengembalikan efek vasodilatiasi. Penggunaan kompres hangat pada perut bagian bawah saat nyeri menstruasi diharapkan dapat menurunkan intensitas nyeri. Dengan kompres hangat terjadi pelebaran pembuluh darah yang mengakibatakan peningkatan sirkulasi darah serta peningkatan tekanan kapiler. Tekanan O2 dan CO2 didalam darah meningkat sedangkan Ph darah mengalami penurunan. Aktifitas sel menjadi meningkat dan pada otot-otot akan mengurangi ketegangan sehingga nyeri berkurang dan tidak mengganggu aktivitas sehari – hari (F.J. Gabriele, 1996).
Berdasarkan realita di atas maka peneliti tertarik untuk meneliti Perbedaan Nyeri Menstruasi (Dismenoroe) Sebelum dan Sesudah Kompres Hangat Pada Mahasiswi Program Studi Ilmu Keperawatan Fakultas Kesehatan Universitas Kadiri 2009.

1.2 Rumusan Masalah
Adakah perbedaan nyeri menstruasi (dismenoroe) sebelum dan sesudah diberi kompres hangat pada mahasiswi Program Studi Ilmu Keperawatan Fakultas Kesehatan Universitas Kadiri 2009 ?

1.3 Tujuan
1.3.1 Tujuan Umum
Mengetahui perbedaan nyeri menstruasi (dismenoroe) sebelum dan sesudah diberi kompres hangat pada mahasiswi Program Studi Ilmu Keperawatan Fakultas Kesehatan Universitas Kadiri Tahun 2009.
1.3.2 Tujuan Khusus
1.3.2.1 Mengidentifikasi nyeri menstruasi (dismenoroe) sebelum diberi kompres hangat pada mahasiswi Program Studi Ilmu Keperawatan Fakultas Kesehatan Universitas Kadiri Tahun 2009.
1.3.2.2 Mengidentifikasi penurunan nyeri menstruasi (dismenoroe) sesudah diberi kompres hangat pada mahasiswi Program Studi Ilmu Keperawatan Fakultas Kesehatan Universitas Kadiri Tahun 2009.
1.3.2.3 Menganalisis perbedaan nyeri menstruasi (dismenoroe) sebelum dan sesudah di beri kompres hangat pada mahasiswi Program Studi Ilmu Keperawatan Fakultas Kesehatan Universitas Kadiri Tahun 2009.

1.4 Manfaat
.1.4.1 Bagi Peneliti
Mengembangkan konsep atau teori keperawatan maternitas khususnya dalam asuhan keperawatan pada wanita atau remaja dengan dismenoroe.
1.4.2 Bagi Pembaca
Pembaca mampu mengatasi nyeri pada saat menstruasi (dismenoroe) tanpa mengkonsumsi obat – obat anti nyeri dan dengan mengurangi nyeri pada saat menstruasi.
1.4.3 Bagi Responden
Hasil penelitian ini diharapkan dimanfaatkan oleh wanita untuk menambah pengetahuan dalam mengatasi nyeri pada saat menstruasi.
1.4.4 Bagi Keperawatan
Hasil penelitian ini diharapkan sebagai masukan bagi keperawatan dalam menurunkan nyeri menstruasi (dismenoroe).

Tidak ada komentar:

Posting Komentar